Diberdayakan oleh Blogger.

RIBA : PELAKUNYA SEDIKIT, YANG NANGGUNG SEMUANYA

Sabtu, 05 Oktober 2013


Saya dibesarkan dilingkungan petani, mayoritas lingkungan saya adalah petani juga dan mayoritas petani yang ada bukan pelaku RIBA. Namun krisis 2007/2008 sangat saya rasakan dan para petani juga merasakannya. Banyak luka yang mengiris-ngiris bagi rakyat kecil yang tidak tau apa-apa harus terkena dampak RIBA.

Kebanyakan petani dilingkungan saya adalah petani karet, singkong, kopi, dan sawit. Keluarga saya adalah petani karet dan kopi. Sebelumnya harga karet seharga Rp. 6.000 - Rp. 7.000,- per kilo namun ketika krisis 2007 harga menjadi Rp. 2.000 - Rp. 3.000 penurunan harga 50-60 %. Harga kopi juga yang normalnya Rp. 10.000 - 13.000 per kilomenjadi 3rb - 5rb. Sedangkan sawit harga normalnya Rp 1.500 - 2.000 per kilo menjadi 500 - 900 per kilo. Penurunan harga yang drastis bagi petani yang keuntungannya tidak seberapa.

Dahulu saya tidak tahu penyebab krisis itu sebagaimana petani lain yg tidak tahu apa-apa. Krisis 2007/2008 sangat berdampak bagi masyarakat kecil, mereka harus berhemat agar bisa makan. Bahkan semua petani mengalami kerugian karena para tengkulak yang bisa membeli hasil pertanian enggan membeli karena mengalami kerugian ratusan juta sampai milyaran. Mereka membeli hasil pertanian dengan harga tinggi namun ketika krisis harga menjadi turun.

Krisis ekonomi global yg mendera dunia pada tahun 2008 di sebabkan oleh RIBA, seperti yg dijelaskan dalam buku "Krisis Ekonomi global dan solusi ekonomi Islam" (HHMK).

Bagi petani Sawit dengan harga jual yang rendah menjadi dilematis. Jika mereka memanen maka kerugian untuk memanen tidak seimbang dengan penjualan, mereka harus menggung biaya lebih besar. jika tidak dipanen akan berakibat pada produksi kedepannya, alhasil karena tidak mempunyai modal untuk memanen maka mereka membiarkan produktifitas sawit menurun karena tidak tidak memanen.

Bagi Petani inilah pukulan terberat karena untuk mencukupi kebutuhan mereka tergantung dari hasil panen, sementara hasil penjualannya tidak menutup modal menanam, jadi harus menanggung kerugian dan hutang. Bukan hanya petani saja para buruh tani juga sangat terkena dampaknya.

Inilah akibat dari permainan RIBA yang dilakukan oleh segelintir orang namun mereka mampu mengorganisir sedemikian rupa menjadi sistem ekonomi. Dampak riba melebihi bencana alam, orang terjauh sekalipun dari lingkaran RIBA masih dapat terkena debunya.

Kalau orang mencuri di potong tangannya. Kalau orang membunuh di Qishos. Kalau pelaku Riba ?? Pantas hingga Allah & RasulNYa sampai akan memerangi karena dampak kejahatannya yg merata.

Semoga umat Islam semakin sadar kejahatan RIBA dan mampu keluar dari kepungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Most Reading